Sabtu, 12 Maret 2022

Pemahaman Tentang Inovasi

 PEMAHAMAN TENTANG INOVASI

Oleh: Susalit Setyo Wibowo 

 

A.    Definisi Inovasi

Untuk memahami terminologi inovasi secara utuh, maka harus memahami beberapa definisi dari “Sang Dewa Inovasi”, yaitu Joseph Schumpeter (1942), hingga definisi menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Berikut ini penjelasan terkait definisi inovasi:

a). Definisi Menurut Joseph Schumpeter (1942)

Definsi:

Inovasi adalah pengenalan produk baru, metode produksi baru, pembukaan pasar baru, penaklukan sumber pasokan baru dan melaksanakan sebuah organisasi baru pada industri apapun.

Keterangan:

Schumpeter mengidentifikasi inovasi sebagai dimensi penting dari perubahan ekonomi. Dia berargumen bahwa perubahan ekonomi berkisar inovasi, kewirausahaan, dan kekuatan pasar. Dia berusaha untuk membuktikan bahwa kekuatan pasar yang berasal dari inovasi dapat memberikan hasil yang lebih baik daripada faktor tak terlihat dan persaingan harga. Dia berpendapat bahwa inovasi teknologi sering menciptakan monopoli sementara, memungkinkan keuntungan abnormal yang akan segera menghadapi berkompetisi dengan rival dan peniru. Monopoli yang temporer ini diperlukan untuk memberikan insentif bagi perusahaan untuk mengembangkan produk dan proses baru.

b). Definisi Menurut Paul Stoneman (1995)

Definisi:

Inovasi adalah suatu proses yang meliputi pengembangan ide-ide baru ke dalam produk dan proses yang bernilai.

Keterangan:

Definisi ini merupakan sebagian dari penjabaran Trilogi “Invensi – Inovasi – Difusi” didalam bukunya yang berjudul The Handbook of Economics of Innovation and Technological Change (1995).

c). Definisi Menurut Crysthoper Freeman (2004)

Definisi:

Inovasi adalah modifikasi atau penemuan ide untuk perbaikan secara terusmenerus serta pengembangan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Keterangan:

Freeman (2004) menganggap inovasi sebagai upaya dari perusahaan melalui penggunaan teknologi dan informasi untuk mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produk yang baru untuk industri.

d). Definisi Menurut Pervaiz K. Ahmed & Charles D. Sepherd (2010)

Definisi:

Inovasi adalah proses mewujudkan ide baru, yang berbeda dengan yang dulu, dengan cara produksi atau dengan membuatnya menjadi nyata, dimana inovasi termasuk generasi evaluasi, konsep baru dan implementasi.

Keterangan:

Inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi, tetapi juga mencakup sikap hidup, perilaku, atau gerakan-gerakan menuju proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat. Jadi, secara umum, inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. 

e). Definisi Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019

Definisi:

Inovasi adalah hasil pemikiran, Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan/atau Penerapan, yang mengandung unsur kebaruan dan telah diterapkan serta memberikan kemanfaatan, ekonomi dan/ atau sosial.

Keterangan:

Berdasarkan definisi menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

  •  Aktivitas untuk menghasilkan inovasi dapat berupa pemikiran, penelitian, pengembangan, pengkajian, dan/atau penerapan.
  • Persyaratan mutlak dari sebuah inovasi adalah mengandung unsur kebaruan (novelty) dan telah diterapkan.
  • Suatu inovasi harus memberikan kemanfaatan secara ekonomi dan/atau sosial, atau ada nilai tambah (value added)yang dihasilkan.

B.    Jenis Inovasi

Berdasarkan jenis atau tipe-nya, inovasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1)  Inovasi Produk. Inovasi ini umumnya mencakup pengembangan produk baru, perbaikan kinerja produk yang ada, dan pengembangan fitur baru untuk produk yang sudah ada. Contoh dari inovasi produk antara lain adalah:

§  Mighty mug (lihat Gambar 1.a). Mighty Mug adalah inovasi produk gelas dengan memberikan grip yang kokoh di meja pada saat tersenggol. Layaknya gelas biasa, Mighty Mug ini berfungsi untuk menyimpan air. Yang membedakan dengan gelas lain yaitu gelas ini menggunakan SmartGrip Technology yang membuat gelas akan menempel dan tahan terhadap senggolan di permukaan yang datar. Walaupun menempel di meja dengan kuat, kamu ook memindahkan gelas ini dengan mudah tanpa memerlukan tenaga.

§  Philips Hue (lihat Gambar 1.b).Produk inovasi ini memudahkan dan memungkinkan pengguna untuk mengontrol pencahayaan di rumah hanya melalui smartphone. Inovasi yang dilakukan oleh Philips ini dapat kita nikmati sehari-hari. Keunggulan dari Philips Hue adalah lampu yang dapat diatur melalui WiFi dan juga ook diganti ke dalam 16 juta warna. Selain itu, kamu juga dapat mengatur warna lampu saat beraktifitas, seperti saat sedang tidur lampu akan berwarna kuning, saat sedang bekerja lampu berwarna putih, dan yang lainnya. Keunikan lain dari fitur Philips Hue ini yaitu warna lampunya dapat mengikuti ritme atau beat dari lagu yang sedang didengarkan. Selain itu, ada juga Philips Hue Go yang berbentuk lebih kecil dan dapat dinyalakan dengan dicolok ke listrik ataupun dengan baterai.





Gambar 1. Contoh inovasi produk: (a). Mighty mug; (b). Philips Hue.

 

2)   Inovasi Proses. Inovasi ini mencakup perubahan dalam peralatan dan teknologi yang digunakan dalam manufaktur (termasuk perangkat lunak yang digunakan dalam desain dan pengembangan produk), peningkatan alat, teknik, dan solusi perangkat lunak yang digunakan untuk membantu dalam rantai pasokan dan sistem pengiriman, perubahan alat yang digunakan untuk menjual dan memelihara barang, serta metode yang digunakan untuk akuntansi dan layanan pelanggan. Contoh dari inovasi proses antara lain adalah:

§  Mesin ME 168 + DR 138 (lihat Gambar 2.a).Mesin ME 168 + DR 138 dikembangkan dan diproduksi oleh ProFood Machinery, perusahaan yang berasal dari Legok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten ini merupakan mesin pembuat nastar berteknologi canggih. Mesin ini resmi dirilis pada tahun 2012 dan mampu memproduksi hingga 4.200 kue nastar dalam waktu satu jam.

§  Proses Produksi Garam Industri (lihat Gambar 2.b). PT Garam bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membangunpilot project garam industri di Manyar, Gresik. Pilot project tersebut mengintegrasikan sistem peralatan produksi garam industri yang dilengkapi teknologi yang mampu meningkatkan kualitas produk garam lokal dari NaCl 88 persen menjadi garam industri dengan NaCl 98 persen.

 

Gambar 2. Contoh inovasi proses: (a). Mesin ME 168 + DR 138; (b). Proses Produksi Garam Industri.

 

3)  Inovasi Model Bisnis.Inovasi model bisnis tidak selalu menyiratkan perubahan dalam produk atau bahkan dalam proses produksi, tetapi lebih pada cara atau modelmembawa produk dan/atau jasa ke pasar. Contoh dari inovasi model bisnis antara lain adalah:

§ Kampanye #GakPakeLama dari Go Jek (lihat Gambar 3.a). Gojek meluncurkan kampanye #GakPakeLama. Melalui kampanye tersebut, Gojek mengenalkan tiga inovasi untuk layanan GoRide dan GoCar. Adapun tiga inovasi terbaru meliputi, Panduan Titik Jemput Terdekat, Titik Jemput dengan Foto, serta fitur GoRide dan GoCar Instan. Kampanye #GakPakeLama memberikan layanan yang paling nyaman, mudah dan cepat bagi para pelanggan.

§  aStore (lihat Gambar 3.b). Inovasi kemitraan Amazon juga terbilang sukses. Sekitar 40% penjualan di Amazon berasal dari third party sellers atau yang biasa disebut Amazon Associates. Layanan untuk Amazon Associates terus dikembangkan melalui aStore. aStore adalah layanan dalam program afiliasi yang membantu mitra Amazon untuk membuat ook online dengan mudah. Kini jumlah Amazon Associates mencapai lebih dari 1 juta member. Program afiliasi ini menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

 


Gambar 3. Contoh inovasi model bisnis: (a). Kampanye #GakPakeLama dari Go Jek; (b). .

 

Gambar 4. Level inovasi berdasar tingkat kebaruan (novelty) dan nilai tambah (value added).

C.    Level Inovasi

Pada prinsipnya inovasi sekurang-kurangnya akan mengandung 2 (dua) hal, yaitu kebaruan (novelty) dan nilai tambah (value added). Berdasarkan tingkat kebaruan (novelty) dan nilai tambah (value added), maka ada 3 (tiga) level inovasi (lihat Gambar 4), yaitu:

1)     Level Inovasi Incremental

-    Merupakan inovasi yang hanya memberikan perbaikan kecil (misal: membuat lebih murah, lebih cepat, lebih ringan, lebih efisien, peningkatan mutu, dll) terhadap produk, layanan, dan cara lain dalam melakukan bisnis.

-   Inovasi incremental tidak mungkin memberikan perubahan dramatis dalam kinerja bisnis. Namun, inovasi ini dibutuhkan untuk mendorong peningkatan keberlanjutan dalam bisnis ini. Inovasi ini juga dibutuhkan untuk mencegah perusahaan tertinggal dari pesaingnya, dan memastikan prospeknya untuk kelangsungan hidup dalam jangka panjang.

-  Sebagai contoh:Melalui inovasi yangdilakukan secara sungguh-sungguh menjadikan AirAsia sebagai maskapai penerbangan berbiaya hemat.AirAsia menerima penghargaan World’s Best Low Cost Airline dan Asia’s Best Low Cost Airline dari SkyTrax untuk kali pertama pada 2009. Sejak itu, hingga kini tidak ada maskapai lain yang bisa mengalahkan AirAsia.

 

Gambar 5. Inovasi inkremental

 

2)     Level Inovasi Substansial(distictive)

-    Inovasi substansial memberikan peluang lebih besar untuk nilai tambah karena menciptakan penciptaan peluang bisnis yang cenderung memimpin industri dan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan yang mengembangkannya.

-    Tingkat inovasi ini membutuhkan investasi yang cukup besar dalam proses dan strategi yang efektif untuk mengelola inovasi mulai dari ide dan pengembangannya hingga komersialisasi yang berhasil.

-    Sebagai contoh: inovasi yang dilakukan oleh Keluarga Sosrodjojo pada tahun 1969 untuk menjual minuman teh dalam kemasan botol yang diproduksi secara massal dengan brand “Teh Botol Sosro”. “Teh Botol Sosro” merupakan produk minuman teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia, bahkan di dunia.


Gambar 6. Inovasi substansial

 

3)     Level Inovasi Radikal

-    Inovasi radikal dapat menghidupkan industri, menciptakan basis kinerja baru, pesaing baru, dan model bisnis baru. Inovasi radikal sering datang dari luar industri dan seringkali berbasis teknologi atau hasil dari aktivitas R&D yang panjang.

-    Sebagai contoh: Apple melakukan inovasi radikal dengan mencipta Personal Computer (PC) yang memungkinkan masyarakat menggunakan.

 

Gambar 7. Inovasi radikal komputer oleh Apple.


Gambar 8. Tiga strategi inovasi yang bersifat generik.

D.    Strategi Inovasi

Oleh karena itu ada 3 (tiga) strategi inovasi yang sifatnya generik, yaitu strategi pelopor (pioneer), fast follower, dan oportunistik. Ketiga strategi tersebut akan berkorelasi dengan pengeluaran biaya untuk pelaksanaan inovasi atau innovation spending, dimana strategi pelopor (pioneer) membutuhkan pengeluaran biaya yang lebih banyak dibanding dua strategi lainnya (lihat Gambar 8). Penjelasan ketiga strategi inovasi sebagai berikut:

1)  Pelopor (Pioneer): Berfokus pada membawa teknologi baru dan menjadi industri terdepan atau mentransformasikan ke pasar.

2) Fast Follower: Mahir dalam meningkatkan teknologi yang ada melalui inovasi incremental dalam produk dan teknologi proses. Seringkali berfokus pada penurunan biaya.:

3)  Oportunistik: Melakukan investasi dalam inovasi substansial tetapi juga sumber inovasi dari pihak ketiga dan berinvestasi dalam mengadaptasi ini untuk peluang pasar yang diidentifikasi.

 E.    Kriteria Inovasi

Kriteria Inovasi Indonesia adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan suatu produk R&D Indonesia,sehingga dapat dinilai memenuhi syarat sebagai produk inovasi. Kriteria Inovasi Indonesia merupakan parameter ideal yang tetap memperhatikan kepentingan inovator, masyarakat pengguna, dan nasional. Kriteria Inovasi Indonesia yang ditetapkan adalah:

1)  Memiliki kebaruan (novelty). Pada hakekatnya suatu ide atau gagasan baru yang inovatif wajib memiliki kebaruan (novelty). Kebaruan (novelty) adalah unsur kebaruan atau temuan dari sebuah penelitian. Pada prinsipnya suatu novelty merupakan faktor yang memperkuat USP (unique selling Point)suatu produk inovasi.USP (unique selling Point) merupakan faktor yang membedakan produk dari pesaingnya, seperti biaya terendah, kualitas tertinggi atau produk pertama dari jenisnya. USP bisa dianggap sebagai “apa yang tidak dimiliki pesaing Anda”.

2) Telah diterapkan. Sebuah produk inovasi sekurang-kurangnya telah melalui perkenalan produk dengan cara mulai melakukan pemasaran ke target pasar yang dituju.  Walaupun pada tahap ini penjualannya belum tinggi, tetapi produk inovasi secara bertahap telah diterima oleh pelanggan awalnya.Sebuah produk inovasi setelah berhasil diterima oleh pelanggan awalnya (early adopters), maka dibutuhkan upaya untuk memperluas pelanggan melalui promosi. Promosi yang dilakukan harus agresif dan menitikberatkan pada pembangunan brand.

3)  Berkelanjutan dari sisi bisnis. Keberlanjutan kinerja bisnis akan ditentukan oleh kekuatan level inovasi-nya. Apabila level inovasi-nya memiliki derajat nilai tambah dan kebaruan yang sangat kuat, yaitu pada level inovasi substansial dan radikal, maka akan memberikan penciptaan peluang bisnis yang cenderung sebagai pemimpin (leader) karenamempunyai keunggulan kompetitif di pasar dibanding kompetitor-nya.

4) Memberikan solusi terhadap permasalahan masyarakat.Kekuatan suatu inovasi ditentukan dari ide atau gagasan baru yang ditawarkan, apakah memberikan solusi atau tidak terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat. Pada umumnya, ide atau gagasan baru diperoleh melalui proses menciptakan ide baru atau lebih dikenal sebagai ideasi (ideation). Ide atau gagasan yang diperoleh merupakan tersebut merupakan salah satu bentuk solusi terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat saat ini.

5) Memberi kemanfaatan secara ekonomi dan/atau sosial. Sebuah produk inovasi yang dikelola secara profesional akan memberikan kemanfaatan secara ekonomi dan/ atau sosial. Menurut Fontana (2011), inovasi adalah  keberhasilan sosial dan ekonomi berkat diperkenalkannya atau ditemukannya cara-cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output sedemikian rupa sehinggaberhasilmenciptakan perubahan besar dalam  hubungan antara nilai guna atau nilai manfaat, setidaknya yang dipersepsikan  oleh konsumen dan/ataupengguna) dan nilai moneter atau harga.

6) Memiliki kompatibilitas dengan sistem. Produk inovasi harus kompatibel dengan sistem yang ada saat ini, jika tidak maka dapat dipastikan produk inovasi berisiko akan gagal. Selain harus berjalan seiring dengan hukum atau kebijakan, inovasi juga harus selaras dengan tata nilai yang berkembang dalam masyarakat, gagasan yang sudah dikenal sebelumnya, serta kebutuhan pihak-pihak yang ingin mengadopsi inovasi.

7) Memiliki TKDN 40%. Produk inovasi seharusnya memberikan peranan bagi peningkatan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), yaitu melalui substitusi impor dan/ atau mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku lokal. 

 



+62 812-9614-6386

+62 818-0913-4457


ygdn2021@gmail.com

aviessiena2000@yahoo.com

 

 

CV Penulis:  https://drive.google.com/file/d/1LwXWQDGS8xVbAtKpV3_XOrELy3KAWS99/view?usp=sharing

Google Sholar Penulis

Link: https://scholar.google.com/citations?hl=id&view_op=list_works&gmla=AJsN-F6F3vEvezSjLOHk002jLjmGv6v_l42xK6WWNnVjYGiX98SWMB5eTGXY7EBmjzYMxqmPIIAHtZl0lil5k6tpaMdFgqJRmExXDdaEIJXKvSc6vp8OMJs&user=sSHR7sMAAAAJ

 



Tidak ada komentar:

Tingkat Kesiapan Inovasi (KATSINOV)

  TINGKAT KESIAPAN INOVASI (KATSINOV) Oleh: Susalit Setyo Wibowo A.     Konsep KATSINOV Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapan Inovas...