Sabtu, 12 Maret 2022

Pemahaman Tentang Industry 4.0

PEMAHAMAN TENTANG INDUSTRY 4.0 

Oleh: Susalit Setyo Wibowo  

 

Dunia industri tengah memasuki era baru yang disebut Revolusi Industri 4.0. Tak hanya ramai jadi perbincangan dunia, tapi gaung soal industri generasi keempat ini juga terus dibahas di Indonesia.  Apalagi sejak Presiden Joko Widodo meresmikan peta jalan atau roadmap yang disebut Making Indonesia 4.0. Presiden berharap, sektor Industri 4.0 tersebut bisa menyumbang penciptaan lapangan kerja lebih banyak serta investasi baru yang berbasis teknologi.

Dengan perkembangan revolusi industri 4.0, di mana peranan telematika di dalam industri menjadi keniscayaan, sejalan dengan penggunaan internet maupun teknologi digital yang masif di industri, baik perusahaan besar maupun kecil.

Industri 4.0 merupakan sebuah pendekatan untuk mengontrol proses produksi dengan melakukan sinkronisasi waktu dengan melakukan penyatuan dan penyesuaian produksi. Industri 4.0 digunakan pada tiga faktor yang saling terkait, yaitu: 1) digitalisasi dan interaksi ekonomi dengan teknik sederhana menuju jaringan ekonomi dengan teknik kompleks; 2) digitalisasi produk dan layanan; dan 3) model pasar baru. Industri 4.0 dikatakan era disrupsi teknologi karena otomatisasi dan konektivitas di sebuah bidang akan membuat pergerakan dunia industri dan persaingan kerja menjadi tidak linear.  Industri 4.0 banyak membawa perubahan dalam kehidupan manusia. Industri 4.0 secara fundamental telah mengubah cara beraktivitas manusia dan memberikan pengaruh yang besar terhadap dunia kerja. Pengaruh positif industri 4.0 berupa efektifitas dan efisiensi sumber daya dan biaya produksi meskipun berdampak pada pengurangan lapangan pekerjaan. Industri 4.0 membutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam literasi digital, literasi teknologi, dan literasi manusia. 

 


 Industri 4.0 terkait dengan optimalisasi semua sumber daya yang ada dalam jejaring bisnis untuk memenuhi segala permintaan pasar.Optimalisasi sebenarnya bukanlah hal baru.Yang membedakan adalah pada “how to play” dalam melakuan optimalisasi tersebut. 

Bagaimana memainkannya di industri 4.0 ini akan ditentukan oleh penggunaan berbagai teknologi pendukung di antaranya internet of things, 3D printing, cloud computing, artificial intelligence, dan big data analytics selain teknologi robot yang semakin otonom. 

 


 Semua tersebut memungkinkan terjadinya konektivitas dan interaksi antarsemua stakeholder dan sumber dayanya dalam jejaring bisnis. Ditambah dengan  keputusan pintar hasil analisa big data, pabrikan pintar di industri 4.0 akan mampu menghasilkan solusi cerdas. Solusinya adalah siapa melakukan apa, dalam jumlah berapa, untuk siapa, dikirimkan pada waktu apa tanpa mengorbankan keuntungan. 

Pelaku industri 4.0 dituntut untuk mampu membuat, bukan hanya produksi massal, tapi juga hingga mass personalization. Mass personalization ini berkorespondensi dengan ketidakpastian permintaan yang tinggi, baik dari volume maupun varian produk, dan ketidakpastian pasokan yang juga tinggi. 

Industri 4.0 fokusnya pada koneksi Internet of Things, Internet of service and Internet of People. Karena yang terkoneksi tidak hanya barang, tetapi juga manusia.Salah satu contohnya adalah smart phone yang terkoneksi dengan Facebook, Whatsapp dan sebagainya. 

Jadi, teknologi industri 4.0 ada 3, yaitu : digitalisasi, interkoneksi (antar things, serviceand people) dan aspek intelligent. Pada industri 4.0 ini, intinya pada proses yang dilakukan, dapat melakukan learning, decision making yang sedikit campur tangan manusia. 

Industri 4.0 dapat didefinisikan pada banyak segi dan kompleks, dan sangat berorientasi teknis.Secara khusus, fokus utama sering ditempatkan secara khusus pada otomatisasi pabrik (factory automation). Sebaliknya, akan ditampilkan di sini bagaimana teknologi informasi baru dijalani oleh internet (khususnya Internet of Things), mempengaruhi semua fungsi penting dari sebuah perhatian terhadap industri dan mengarah pada model bisnis baru dengan produk dan layanan baru serta proses bisnis. Perkembangan yang signifikan ini, dikenal juga sebagai Digitalisasi Ekonomi (Digitisation of the Economy), yang mempengaruhi semua sektor, sehingga industri 4.0 menonjol hanya sebagai satu pandangan dari sektor tertentu. 

Industri 4.0 adalah konsep yang komprehensif serta tren baru di bidang manufaktur (dan sektor-sektor terkait), berdasarkan integrasi serangkaian teknologi yang memungkinkan yaitu ekosistem pabrik yang cerdas, pabrik otonom dan terdesentralisasi, serta produk dan layanan terpadu.Kemudahannya telah menghasilkan beberapa konseptualisasi, bagaimanapun, membiarkan kurangnya kejelasan dan definisi. Istilah industri 4.0 terkait dengan pengumpulan dan penerapan data dan informasi waktu nyata secara cerdas dengan membangun jaringan pada semua elemen individual, sehingga mengurangi kompleksitas operasi, meningkatkan efisiensi dan efektivitas, dan mengurangi biaya dalam jangka panjang. 

Berdasarkan Platform Industri 4.0, istilah industri 4.0 adalah revolusi industri ke empat, tahap berikutnya dalam organisasi dan kontrol seluruh aliran nilai sepanjang siklus hidup suatu produk. Siklus ini didasarkan pada semakin bertambahnya keinginan pelanggan yang individual (individualised customer wishes) dan berkisar dari ide, pesanan, pengembangan, produksi dan pengiriman ke pelanggan akhir melalui daur ulang dan layanan terkait. 

Yang mendasar disini adalah ketersediaan semua informasi yang relevan secara real-time melalui jaringan dari semua contoh yang terlibat dalam penciptaan nilai serta kemampuan untuk memperoleh aliran nilai terbaik dari data setiap saat.Menghubungkan orang, benda dan sistem mengarah pada penciptaan jaringan nilai dinamis, terorganisasi sendiri, lintas organisasi, dan dioptimalkan secara waktu nyata, yang dapat dioptimalkan sesuai dengan berbagai kriteria seperti biaya, ketersediaan dan konsumsi sumber daya. 

Beberapa kunci penting dalam implementasi Industri 4.0 yaitu mengandung beberapa elemen seperti: Instrumented, Inter-connected, Inclusive dan Intelligent.

1.        Instrumented

       Dalam setiap produk maupun jasa, semua menggunakan data.Tersedianya data dan informasi merupakan bagian terpenting yang menjadi landasan dalam penciptaan nilai.Data mengelilingi kita.Perangkat yang dibawa menghasilkan data, mobil yang dikendarai menghasilkan data. Latihan dan monitor tidur yang dipakai menghasilkan data. Semakin banyak produk dan layanan yang kita gunakan untuk berinteraksi akan menghasilkan data. 

       Data merupakan bahan baku bagi digitalisasi industry yang menghilangkan sekat waktu, maupun geografis antar negara di seluruh dunia serta mempercepat analisis pengolahan data tersebut. Data dapat dianalisis kemanannya, mulai dari darimana data berasal, atau disimpan di sebuah data penyimpanan.Semua data itu tidak ada gunanya kecuali dipindahkan ke suatu tempat yang dapat dianalisis. 

      Real-time capability: Kemampuan berdasarkan waktu yang sebenarnya (Real-Time) mengacu pada kemampuan untuk menangkap dan mengumpulkan, memilah dan menganalisis data, yang kemudian menyediakan akhir penggunaan data tersebut secara langsung dan cepat. 

       Pabrik yang cerdas harus mampu mengumpulkan data secara real-time, menyimpan atau menganalisisnya, dan membuat keputusan sesuai dengan temuan baru.Ini tidak hanya terbatas pada riset pasar tetapi juga proses internal seperti kegagalan mesin di lini produksi.Objek pintar harus dapat mengidentifikasi cacat dan mendelegasikan tugas ke mesin operasi lainnya.Ini juga sangat berkontribusi pada fleksibilitas dan optimalisasi produksi.

Desentralisasi 

Kemampuan CPS untuk bekerja secara mandiri.Ini memberi ruang untuk produk yang disesuaikan dan penyelesaian masalah.Ini juga menciptakan lingkungan yang lebih fleksibel untuk produksi.Dalam kasus kegagalan atau memiliki tujuan yang bertentangan, masalah ini didelegasikan ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, bahkan dengan teknologi tersebut diimplementasikan, kebutuhan untuk jaminan kualitas tetap menjadi kebutuhan di seluruh proses.

Virtualisasi 

CPS (Cyber-Physical Systems) harus dapat mensimulasikan dan membuat salinan virtual dunia nyata.CPS juga harus dapat memantau objek yang ada di lingkungan sekitarnya.Sederhananya, harus ada salinan virtual untuk semua hal. 

Fitur utama dari ekosistem industry yang saling “terhubung” adalah memiliki kemampuan untuk memonitor asset, proses dari pabrik menggunakan sensor dan dari perangkat digital/gadget lainnya, serta memiliki representasi visual dari asset, atau konsep gambaran digital yang mengintegrasikan dengan asset atau inheren dengan system IT tingkat tinggi.

2.        Inter-connected 

       Dunia terus terhubung.Ponsel pintar selalu menjadi sesuatu yang selalu dicek dimulai dari bangun pagi dan setiap saat. Update OS terbaru Apple termasuk Siri, antarmuka yang dapat Anda ajak bicara; Google Home dan Amazon's Echo semuanya mempermudah untuk berbicara dengan perangkat yang terhubung. Selain itu terdapat Clouds yang menyimpan informasi dan memprosesnya, dan ‘fog computing’ yang melakukan apa yang dilakukan Clouds, tetapi di lapangan di 'tepi jaringan' seperti yang dilakukan oleh IBM dan Cisco. 

       Selain itu platform untuk membantu memproses informasi, platform ini menyediakan tempat untuk menerima data, menerjemahkannya ke dalam format umum yang dapat digunakan oleh 'otak' komputasi bekerja dengan, dan mengembalikan hasil dan wawasan. 

       Standar-standar itu juga penting.Dengan berbagai perkembangan yang terjadi dengan sangat cepat, selalu ada peluang terjadinya pertarungan 'betamax' atau 'VHS' lainnya. Perusahaan harus setuju dan sesuai dengan standar seperti ASPICE, ISO 26262 dan banyak lainnya untuk memastikan bahwa kita semua terus berbicara dengan bahasa yang sama. 

       Ekosistem industrial inter-connected memiliki tampilan utama dari komunikasi mulus tanpa batas dari tingkat perusahaan sampai ke seluruh perangkat seperti sensor dan asset.

Inter operability 

Inter operability berarti seluruh entitas dalam lingkungan manufaktur dapat terlibat dalam ‘komunikasi’ antar sesama (mulai dari operator benda kerja, produk, area assembly dan SDM sendiri). Hal ini berimplikasi pada setelah sekali komunikasi, terjadi pertukaran data, maka objek akan dapat dikonvert dari data menjadi informasi dan aksi/perintah. Inter-operability adalah karakteristik berdasarkan sistem unit mana yang dapat bertukar dan share informasi dengan yang lain. 

Kebutuhan untuk standarisasi dan determinasi kolaborasi antara mekanisme dan informasi seharusnya menjadi bagian dari pemikiran desain dan implementasi penerapan industri 4.0.Terdapat kebutuhan untuk menstandarkan protocol komunikasi, jaringan, kerangka kerja, standar data dll. 

Keterkaitan/konektivitas terdapat 3 (tiga) bentuk yang dapat dihadirkan bersama, yaitu :

  1. One-to one: suatu produk pribadi terhubung ke pengguna, pabrik, atau produk lain melalui suatu perpaduan/kombinasi 
  2. One-to-many: Suatu system yang terpusat yang terhubung ke beberapa produk secara berkelanjutandan simultan
  3. Many-to-many: Berbagai produk yang terhubung ke berbagai tipe produk dan seringkali juga ke sumber data luar.

3.    Inclusive 

       Konektivitas menyediakan 2 (dua) tujuan.Pertama,membiarkan pertukaran informasi antara produk dan linkungan operasional; pembuat, pengguna, dan produk-produk lain serta system.Kedua, konektivitas dapat menyediakan beberapa fungsi dari produk untuk ‘eksis’ di luar perangkat fisik (secara khusus dengan menambahkan konteks data dari luar), yang dikenal dengan ‘product cloud’. 

       Context data menambahkan persepsi dan dapat menghasilkan pendapatan. Kerjasama ini akan menjadi semakin penting dan hubungan yang baru akan membentuk industry dan lintas industri. Memiliki tempat dimana hubungan kerjasama antar industryakan tumbuh dan berkembang, yang didukung oleh para ahli untuk memfasilitasi akan dapat dilihat keterkaitan yang terjadi dimana konsumen akan mendapat keuntungan dari hal tersebut. 

       Gambaran utama dari ekosistem industri yang terhubungmemiliki asimilasi data dari asset dan membandingkannya dengan fungsi asset virtual sehingga perhatian dapat ditujukan secara efisien.

Orientasi Layanan 

Produksi harus berorientasipada pelanggan.Orang dan objek / perangkat pintar harus dapat terhubung secara efisien melalui Internet untuk membuat produk berdasarkan spesifikasi pelanggan.

4.    Intelligent (Kecerdasan) 

       Elemen terakhir yang menjadi karakteristik utama industri 4.0 , tetapi bukannya tidak berarti, adalah kecerdasan. Dengan ketersediaan komputasi awan dan kecanggihan analisis, semua ‘data besar’ dapat digunakan untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang lebih baik.Keputusan itu datang dengan tingkat kepercayaan diri.Pembelajaran mesin, kecerdasan buatan, analisis prediktif dan komputasi kognitif belajar dari data yang dibuat oleh sensor terhubung yang banyak di sekitar kita.

Modularitas 

Di pasar yang dinamis, kemampuan Smart Factory untuk beradaptasi dengan pasar baru sangat penting.Dalam kasus yang khas, mungkin diperlukan waktu seminggu bagi perusahaan rata-rata untuk mempelajari pasar dan mengubah produksinya. Di sisi lain, pabrik pintar harus dapat beradaptasi dengan cepat dan lancar terhadap perubahan musiman dan tren pasar.

 

Video tentang Industry 4.0:

  

sumber: https://www.youtube.com/watch?v=XENMOfD-mLs

 

 Referensi:

 



+62 812-9614-6386

+62 818-0913-4457


ygdn2021@gmail.com

aviessiena2000@yahoo.com

 

 

CV Penulis:  https://drive.google.com/file/d/1LwXWQDGS8xVbAtKpV3_XOrELy3KAWS99/view?usp=sharing

Scholar google. Link: https://scholar.google.com/citations?hl=id&view_op=list_works&gmla=AJsN-F6F3vEvezSjLOHk002jLjmGv6v_l42xK6WWNnVjYGiX98SWMB5eTGXY7EBmjzYMxqmPIIAHtZl0lil5k6tpaMdFgqJRmExXDdaEIJXKvSc6vp8OMJs&user=sSHR7sMAAAAJ

 

 

 

Tidak ada komentar:

Tingkat Kesiapan Inovasi (KATSINOV)

  TINGKAT KESIAPAN INOVASI (KATSINOV) Oleh: Susalit Setyo Wibowo A.     Konsep KATSINOV Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapan Inovas...