Minggu, 13 Maret 2022

Tingkat Kesiapan Inovasi (KATSINOV)

 TINGKAT KESIAPAN INOVASI (KATSINOV)

Oleh: Susalit Setyo Wibowo


A.    Konsep KATSINOV

Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapan Inovasi (KATSINOV) atau Innovation Readiness Levels (IRL) merupakan upaya menjawab tuntutan kebutuhan akan alat ukur yang dapat menggambarkan perkembangan inovasi dan mengimplementasikan inovasi diatas siklus-hidup yang lebih efektif.Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapan Inovasi (KATSINOV) secara resmi diatur dalam Peraturan Menteri Risktekdikti Nomor 29 Tahun 2019.

Pengukuran dan Penetapan  KATSINOV diperlukan sejak penelitian baru dimulai dan sekaligus menjadi pemandu aspek  manajerial proses inovasi. Dengan demikian, peranan Manajemen Inovasi sangat penting dalam mengorganisasikan proses inovasi melalui tahapan siklus inovasi. Pengelolaan inovasi ini mencakup bagaimana aspek teknologi, pasar, organisasi, kemitraan, manufaktur, investasi dan risiko dapat dikelola secara optimal agar produk inovasi dapat menjadi solusi dan dimanfaatkan oleh masyarakat, serta memberikan menciptakan daya saing secara berkelanjutan bagi perusahaan.

Metode Pengukuran dan Penetapan  KATSINOV ini diterapkan agar langkah inovasi bisa lebih cepat atau siklus hidup menjadi lebih singkat, untuk menghadapi persaingan yang sengit. Hal ini karena metode pengukuran ini dirancang mampu menggambarkan perkembangan inovasi serta membantu mengimplementasikan inovasi diatas siklus-hidup yang lebih efektif.

Metode Pengukuran dan Penetapan  KATSINOVsebagai model kesiapan inovasi generikyang dapat diterapkan dalam pengelolaan proses inovasi atau manajemen inovasi di industri/ institusi/ lembaga. Konsep KATSINOV dapat dilihat dalam Gambar 1.

 

Gambar 1. Konsep KATSINOV.

 

KATSINOV pada prinsipnya tidak menggeser alat ukur lain seperti TRL (Technology Readiness Level) dan MRL (Manufacturing Readiness Level), tetapi lebih sebagai pelengkap dalam rangka menilai dan mengukur sebuah produk inovasi. Ada keterkaitan erat antara tahapan pengembangan teknologi yang umumnya menggunakan alat ukur TRL dan MRL, dengan evolusi pasar (lihat Gambar 2).


Gambar 2.Hubungan KATSINOV dengan TRL dan MRL.

 

KATSINOV merupakan suatu alat ukur yang memiliki kerangka konsep gabungan antara siklus hidup inovasi yang terdiri dari 6 (enam) fase tingkat kesiapan inovasi dan 7 (tujuh) aspek kunci. Adapun 6 (enam) Fase KATSINOV, meliputi:

1). Konsep (concept): prinsip-prinsip ilmiah dasar inovasi telah diamati dan dilaporkan, fungsi kritis dan / atau karakteristik telah dikonfirmasi melalui eksperimen.

2). Komponen (component): Komponen telah dikembangkan dan divalidasi; prototipe telah dikembangkan untuk mendemonstrasikan teknologi.

3). Penyelesaian (completion): Perkembangan teknologi telah selesai dan fungsi sistem secara lengkap telah terbukti di lapangan.

4). Chasm: Pengertian chasm adalah tahap dimana ketika inovasi pertama kali diperkenalkan ke pasar (tahap awal), pada tahap ini merupakan jurang yang harus dilalui untuk menentukan keberterimaan produk di pasar.

5). Kompetisi (competition): ini adalah fase kematangan pasar atautercapainya keadaan ekuilibrium yang ditandai dengan tidak adanya pertumbuhan yang signifikan. Misi utama dalam tahap ini adalah mempertahankan dan meningkatkan inovasi untuk mengatasi persaingan.

6). Changeover / Closedown: Ini adalah dua pilihan pada fase penurunan pasar. Changeover mengacu pada dilakukannyainovasi ulang (re-innovation), membuka pasar baru, transformasi model bisnis, dan invensi ulang dalam rangka mencari dan mengembangkan keunggulan kompetitif. Di sisi lain, closedown berarti inovasi telah usang.

Sedangkan 7 (tujuh) aspek kunci yang dipertimbangkan dalam KATSINOV meliputi:

1). Teknologi: Teknologi adalah proses dimana manusia memodifikasi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Dalam aspek teknologi ini mencakup tahapan penelitian (rasearch), pengembangan (development), kerekayasaan dan operasi (engineering and operation), introduksi teknologi yang dikembangkan ke pasar, tahap layanan teknologi, dan inovasi ulang atau pengembangan teknologi baru.

2). Pasar: Pemasaran memiliki tanggung jawab strategis inti untuk hubungan pemasok dan pelanggan. Pada aspek pasar akan dicakup identifikasi kebutuhan pasar, penetapan target pasar, identifikasi kebutuhan khusus pelanggan, posisioning produk di pasar, diferensiasi produk di pasar, serta review dan ekspansi pasar.

3). Organisasi: Organisasi memberikan ukuran yang sistematis dan konsisten dari kematangan organisasi dari suatu perusahaan yang dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi untuk tingkat kematangan teknologi yang diperlukan. Aspek organisasi mencakup identifikasi arah organisasi, penetapan arah organisasi, formalisasi organisasi, pengembangan kolaborasi organisasi dengan mitra, penguatan kolaborasi dengan mitra, serta dukungan organisasi dan jejaring dalam menetapkan exit strategy.

4). Kemitraan: Kemitraan merupakan jenis bentuk kerjasama yang saling menguntungkan atau saling menanggung kerugian dari bisnis. Aspek kemitraan mencakup identifikasi mitra, seleksi mitra, formalisasi kemitraan, kerjasama dalam jejaring, optimalisasi kerjasama dalam jejaring, serta evaluasi kemitraan yang telah berjalan dan pencarian mitra baru.

5). Risiko: Cara-cara menilai dan mengatasi risiko harus ditekankan pada daftar perencanaan teknik dalam rangka mengelola proyek-proyek inovasi. Aspek risiko dalam hal ini mencakup identifikasi risiko teknis pada level KATSINOV 1 sampai 3, identifikasi risiko khususnya indikator finansial pada level KATSINOV 4 dan 5, serta kajian risiko terhadap keputusan inovasi ulang atau pengembangan teknologi baru.

6). Manufatur: Manufaktur adalah proses dimana manusia memproduksi produk/jasa dengan mutu sesuai standar dan jumlah sesuai rencana untuk memenuhi permintaan pasar. Aspek manufaktur mencakup solusi material, pengembangan teknologi produksi, kerekayasaan dan uji produksi, produksi skala penuh, manajemen produksi yang baik, serta inovasi produksi atau pengembangan teknologi produksi baru.

7). Investasi: Investasi merupakan aspek penting bagi keberhasilan membawa produk invensi menjadi produk inovasi yang diterima pasar. Pada prinsipnya, aspek investasi akan terkait dengan model bisnis. Model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana menciptakan nilai bagi perusahaan, pelanggan, dan masyarakat. Dalam bahasan terkait dengan model bisnis ini akan difokuskan pada Bisnis Model Canvas (Business Canvas Model). Dengan menggunakan Bisnis Model Canvas, selanjutnya dapat dilakukan proyeksi analisis finansial, yaitu: 1). Revenue Stream yaitu pendapatan utama dan pendapatan lainnya; 2). Cost Structure, yaitu biaya produksi, biaya marketing, biaya pengembangan dan riset, biaya administrasi dan pajak. Aspek investasi ini mencakup konsep model bisnis, market value proposition, validasi bisnis, peningkatan keberteriamaan di pasar, ekspansi pasar, serta review kebutuhan dan permintaan pasar.

 

Gambar 3. Kerangka Tingkat Kesiapan Inovasi (KATSINOV).

 

Manfaat hasil pengukuran KATSINOV memberikan informasi tentang posisi siklus-hidup inovasi (innovationlifecycle) suatu produk, proses, manajemen, atau lainnya dari suatu entitas (perusahaan/ institusi/ lembaga) yang dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan tentang:

a.  introduksi hasil inovasi ke pasar, dimana tahap ini terdapat tantangan dan kesulitan apakah produk inovasi bertemu dengan kebutuhan atau permintaan pelanggan ketika pertama kali diintrodusir ke pasar.

b.  Kematangan pasar dari hasil inovasi, yaitu ketika tercapai suatu kesetimbangan (equilibrium) pasar dengan ketiadaan pertumbuhan bermakna atau inovasi.

c.   Membuat keputusan terkait masa depan perusahaan, yaitu pindah (change-over) dengan inovasi teknologi ulang, atau berhenti (close-down) dengan melihat inovasi telah usang dan memutuskan untuk keluar.

 

B.    Pengukuran KATSINOV Secara Offline

Alat Ukur KATSINOV

Pengukuran KATSINOV secara offlinedilakukan dengan menggunakan KATSINOV-Meter. KATSINOV-Meter adalah sebuah perangkat lunak (software) berbasis spreadsheet dari Microsoft ExcelTM yang menghimpun beberapa pernyataan standar untuk setiap tingkatan dan menampilkan KATSINOV yang dicapai secara grafis. Perangkat lunak ini cukup membantu dalam proses pengukuran KATSINOV, yang dapat dilakukan berulang (lihat Gambar 4).


 

Gambar 4. Alat Ukur KATSINOV

Pengukuran KATSINOV dimulai dengan memberikan tanda silang (x) pada penyataan KATSINOV yang paling rendah (KATSINOV 1), dilanjutkan ke pernyataan pada KATSINOV 2 dan seterusnya ke KATSINOV lebih tinggi (lihat Gambar 5). Tingkat KATSINOV yang dicapai adalah tingkat KATSINOV yang indikator atau pernyataannya dapat terpenuhi. Bila indikator suatu tingkatan KATSINOV tidak terpenuhi, pengukuran selesai (dihentikan) dan KATSINOV yang dicapai adalah tingkatan KATSINOV dibawahnya yang terpenuhi.

 

Gambar 5. Langkah pengukuran dengan KATSINOV-Meter.

 

Pada setiap tingkatan KATSINOV terdapat sejumlah indikator (lihat Gambar 6). Untuk setiap indikator tersedia 6 (enam) kolom pilihan 0 = tidak terpenuhi, 5 = terpenuhi (100%), pilihan 1-4 masing-masing untuk indikator yang masih berlangsung atau belum selesai; (1=20%;2=40%; 3=60%; 4=80%). Setiap indikator mesti diberi tanda silang (x)pada pilihan yang sesuai, apakahterpenuhi atau tidak terpenuhinya.

 

 

Gambar 6. Contoh pengisian pada level KATSINOV 1.

 

Tampilan untuk ringkasan hasil pengukuran KATSINOV yang tercapai akan secara otomatis dapat dilihat dalam grafik radar untuk setiap level KATSINOV (lihat Gambar 7) dan bar-chart untuk setiap aspek (lihat Gambar 8).


 


Gambar 7. Contoh grafik radar level KATSINOV.

 


Gambar 8. Contoh bar-chart pada aspek dalam KATSINOV.


C.    Pengukuran dan Pelaporan KATSINOV

Contoh kasus pengukuran KATSINOV:


Gambar 9. Identitas obyek pengukuran.

 

Gambar 10. Level KATSINOV 1.

 

Gambar 11. Level KATSINOV 2.



 

Gambar 12. Level KATSINOV 3.

 


Gambar 13. Level KATSINOV 4.

 

 

Gambar 14. Level KATSINOV 5.

 

 

Gambar 15. Level KATSINOV 6. 

 

Alat ukur KATSINOV: KATSINOV (IRL) - Meter (Ina)

 

 Gambar 16. Summary Hasil Pengukura.

 

 Berdasarkan hasil pengukuran dengan alat ukur Katsinov dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1)  Tingkat kesiapan inovasi (Katsinov) untuk produk atau teknologi smart card yang dikembangkan oleh  ITB dan PT Xirka Silicon Technology berada pada level 4, yaitu pada tahap awal introduksi hasil inovasi ke pasar.

2)    Pemasaran produk atau teknologi smart card :

a.    Pengadopsi awal (innovators dan early adopters) produk atau teknologi smart card ini adalah Perguruan Tinggi. Produk atau teknologi smart card belum berhasil diterima oleh kelompok pengadopsi awal ini. Kendala utama yang ditemui adalah payung hukum yang dapat melindungi pemanfaatan produk atau teknologi smart card di Perguruan Tinggi.

b.    Pengadopsi early majority produk atau teknologi smart card ini adalah Pemerintah dan BUMN. Upaya perpindahan early adopters ke early majority produk atau teknologi smart card belum bisa dilakukan secara optimal sebelum sukses diterima dan dimanfaatkan oleh pengadopsi awal (innovators dan early adopters), karena pada umumnya early majority akan melakukan wait and see sampai ada suatu referensi yang kuat terhadap produk atau teknologi baru ini.

3) Pengendalian risiko belum secara formal dijadikan pertimbangan pada langkah pengembangan dan komersialisasi produk atau teknologi baru, tetapi secara garis besar dilakukan seiring adanya hambatan dan kendala di lapangan.

4)    Belum mengoptimalkan kerjasama yang sudah dibangun untuk mengembangkan pemasaran produk atau teknologi baru. Kerjasama yang saat ini dikembangkan masih diarahkan untuk produksi melalui skema makloon dan pasok material melalui rantai pasok (supply chain) internasional.

5)  Karena produksi dilakukan dengan skema makloon, maka mekanisme QA (Quality Assurance) dan QC (Quality Control) tidak secara optimal dikendalikan oleh pihak pemilik merek, dalam hal ini PT Xirka Silicon Technology.

6)    Produk atau teknologi smart card yang dikembangkan oleh  ITB dan PT Xirka Silicon Technology ini pemasarannya akan efektif apabila berada dalam suatu layanan yang bersifat pengembangan sistem pada suatu institusi pemerintah dan/atau bisnis. Layanan dalam bentuk pembangunan sistem ini akan mencakup produk smartcard, protokol smart card, BTS, card reader portable, virtual Secure Access Module (SAM), secure network, dan card data base.

 Rekomendasi yang dapat diberikan dasri hasil pengukuran sebagai berikut:

 

Tabel 1. Rekomendasi teknis.

No.

Aspek

Pihak Yang Diberikan Rekomendasi

Pengembang

Industri

1

Teknologi

§  Memperkuat (unique selling Point) melalui peningkatan kebaruan (novelty) dengan aktivitas riset dan pengembangan produk atau teknologi smartcard.

§  Pendaftaran paten, desain industri, dan hak cipta yang mungkin muncul dari aktivitas riset dan pengembangan.

§  Pengembangan dan penyempurnaan teknologi card reader portable, virtual Secure Access Module (SAM), secure network, dan card data base.

 

§  Pendaftaran merek dagang, baik pada individu produk (misal: chipset) maupun produk berbentuk sistem (misalnya: bangunan sistem yang menggabungkan produk smartcard, protokol smart card, BTS, card reader portable, virtual Secure Access Module (SAM), secure network, dan card data base).

§  Untuk mendukung adopsi produk atau teknologi baru, maka penting dibuat materi untuk edukasi kepada kelompok pengadopsi, yaitu pengadopsi awal (innovators dan early adopters), pengadopsi kedua (early majority dan late majority), dan pengadopsi ketiga (laggard).

§  Pengembangan kemampuan layanan aftersales, yaitu mencakup pemeliharaan, perbaikan, dan pengadaan suku cadang (sparepart).

2

Pasar

§  Pengembangan layanan yang bersifat pengembangan sistem pada suatu institusi pemerintah dan/ atau bisnis, yang menggabungkan produk smartcard, protokol smart card, BTS, card reader portable, virtual Secure Access Module (SAM), secure network, dan card data base.

§  Membantu mendorong pemasaran kepada pengadopsi awal (innovators dan early adopters), melalui usulan payung hukum yang dapat melindungi pemanfaatan produk atau teknologi smart card di Perguruan Tinggi.

§  Mengoptimalkan pemasaran kepada pengadopsi awal (innovators dan early adopters), yaitu Perguruan Tinggi, sehingga produk atau teknologi smartcard dapat diterima dan dimanfaatkan oleh pengadopsi awal.

§  Apabila produk atau teknologi smartcard dapat diterima dan dimanfaatkan oleh pengadopsi awal, maka dilanjutkan upaya memasuki pengadopsi kedua (early majority dan late majority), yaitu melalui edukasi kepada kelompok orang yang masuk dalam golongan early majority ini. Apabila ini berhasil maka akan sukses dalam melalui jurang (chasm) di Katsinov 4.

§  Mengoptimalkan mitra dan jejaring untuk mengembangkan pemasaran produk atau teknologi smartcard, maupun layanan pembangunan sistem yang mengabungkan produk smartcard, protokol smart card, BTS, card reader portable, virtual Secure Access Module (SAM), secure network, dan card data base.

§  Diupayakan untuk masuk dalam e-katalog LKPP.

3

Organisasi

§  Menerapkan basis organisasi dalam Sistem Kerekayasaan (Engineering System) dalam pengembangan teknologi, yaitu WBS (Work Breakdown Structure) dan PBS (Product Breakdown Structure).

§  Organisasi harus mampu secara dinamis mengantisipasi kebutuhan restrukturisasi akibat perkembangan layanan kepada pelanggan. Misalnya mengantisipasi berkembangnya layanan yang bersifat pengembangan sistem pada suatu institusi pemerintah dan/ atau bisnis.

4

Manufaktur

§  Perlu dilakukan suatu kajian untuk membangun industri chipset di Indonesia dan rantai pasok (supply chain).

§  Dalam skema makloon yang saat ini dilakukan diupayakan ada mekanisme QA (Quality Assurance) dan QC (Quality Control) yang secara langsung dilakukan dan/ atau dikendalikan oleh PT. Xirka Silicon Technology.

§  Karena manufaktur yang dilakukan dengan skema makloon, maka peningkatan kapasitas produksi akan sangat ditentukan oleh jumlah PO (Purchase Order) penjualan atau SPK (Surat Perintah Kerja) dari pelanggan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kapasitas produksi maka harus didukung dengan pemasaran yang kuat dan masif.

5

Partnership

§  Identifikasi mitra potensial untuk mengoptimalkan aktivitas riset dan pengembangan produk atau teknologi smartcard.

§  Mengembangkan Open Innovation di bidang smartcard, protokol smart card, BTS, card reader portable, virtual Secure Access Module (SAM), secure network, dan card data base.

§  Identifikasi mitra potensial untuk mengoptimalkan pemasaran produk atau teknologi smartcard, maupun layanan pembangunan sistem yang menggabungkan produk smartcard, protokol smart card, BTS, card reader portable, virtual Secure Access Module (SAM), secure network, dan card data base.

6

Investment

§  Memperkuat model bisnis melalui pengembangan jenis layanan yang disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan pelanggan. Misalnya: memadukan produk atau teknologi smartcard, protokol smart card, BTS, card reader portable, virtual Secure Access Module (SAM), secure network, dan card data base dalam satu sistem layanan.

§  Membuat model bisnis kanvas yang mencakup Customer Segments, Value Propositions, Channel, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, Cost Structure.

7

Risiko

§  Melakukan pengendalian risiko secara formal terkait dengan pengembangan teknologi.

§  Dalam seluruh keputusan yang terkait dengan pengembangan teknologi harus didasarkan pada analisis risiko.

§  Melakukan pengendalian risiko secara formal terkait dengan bisnis.

§  Dalam seluruh keputusan yang terkait dengan bisnis perusahaan harus didasarkan pada analisis risiko.

 

Tabel 2. Rekomendasi kebijakan.

No.

Bentuk Rekomendasi Kebijaka/ Peraturan

Lembaga Yang Bertanggung Jawab

1.

Dalam rangka kebijakan barrier to entry maka penting dikeluarkan peraturan berbentuk Peraturan Presiden tentang kewajiban penggunaan produk atau teknologi hasil inovasi dari dalam negeri (Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang Pemerintah dan Swasta, masyarakat umum), serta memberikan prioritas untuk memasukkan produk atau teknologi hasil inovasi dalam negeri ke dalam e-katalog LKPP.

Kemenristekdikti, Sekretaris Kabinet

2.

Dalam rangka kebijakan barrier to entry maka penting dikeluarkan Peraturan Menteri Ristekdikti tentang TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) di Perguruan Tinggi. Ini meningkatkan pemanfaatan hasil inovasi dalam negeri (khususnya Perguruan Tinggi) di lingkungan Perguruan Tinggi.

Kemenristekdikti, Kemperin

3.

Peraturan Menteri Ristekdikti tentang Pengurangan Pajak Berganda (Double Tax Deduction).

Catatan:

-        Pengurangan pajak berganda (double tax deduction) untuk kegiatan riset dan pengembangan merupakan kegiatan (biaya - expenses) penelitian dan pengembangan yang dilakukan perusahaan dalam laporan laba rugi, akan dilipatkan dua kali, sehingga pendapatan kena pajak (earnings before tax - EBT) menjadi lebih rendah.

-        Artinya perusahaan membayar pajak lebih rendah dari yang seharusnya. Pengurangan pajak berganda adalah salah satu insentif yang diberikan oleh pemerintah kepada pelaku usaha.

Kemenristekdikti, Kemenkeu

4.

Karena pemasaran merupakan aspek penting yang belum dimaksimalkan, maka direkomendasikan pemberian insentif berupa Insentif Inovasi Industri yang dikhususkan mengoptimalkan pemasaran.

Kemenristekdikti

 

C.   Penutup

Dengan adanya perubahan mendasar pada kelembagaan, yaitu dengan dileburnya Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud dan Ristek), serta dileburnya Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan di Kementerian dan Daerah ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), maka ada perubahan kebijakan secara signifikan, termasuk penerapan KATSINOV sebagai alat ukur untuk melihat kesiapan produk inovasi memasuki pasar.  

Namun demikian, tujuan diciptakannya alat ukut KATSINOV ini bukanlah semata-mata untuk mendapatkan legalitas dari sebuah Kementerian / Lembaga (K/L), tetapi lebih ditujukan untuk memberikan pilihan tools bagi seluruh pelaku inovasi untuk mengetahui posisi kesiapan produk inovasi memasuki pasar dan intervensi apa saja yang harus dilakukan untuk percepatan produk inovasi memasuki pasar. Alat ukur KATSINOV ini diyakini mampu mengidentifikasi beberapa faktor positif (kekuatan, peluang, pendorong) dan faktor negatif (kelemahan, kendala, tantangan, serta risiko).

Kementerian Riset dan Teknologi

Baca artikel CNN Indonesia "Kronologi Peleburan Kemenristek/BRIN ke Kemendikbud" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210412071539-199-628600/kronologi-peleburan-kemenristek-brin-ke-kemendikbud.

Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/

 

Regulasi:

Peraturan Menteri. Link: https://drive.google.com/file/d/1RDbebEDu2jxHjxhEKKF3DGzYXlqoGuzI/view?usp=sharing

 

Referensi Penting:

Tidak ada komentar:

Tingkat Kesiapan Inovasi (KATSINOV)

  TINGKAT KESIAPAN INOVASI (KATSINOV) Oleh: Susalit Setyo Wibowo A.     Konsep KATSINOV Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapan Inovas...