MANUFACTURING READINESS LEVEL
Oleh: Susalit Setyo Wibowo
Dalam rangka mengetahui status manufaktur dan evaluasi resiko terhadap program pertahanannya USA, maka Departemen Pertahanan USA melakukan review terhadap kesiapan teknologi, kemampuan produksi, manajemen manufaktur dan lain-lain, yang ada kaitannya dengan program akuisisi teknologi sistem persenjataan baru. Untuk me- review terhadap tingkat kesiapan manufaktur maka Departemen Pertahanan USA telah mengembangkan suatu tools yang dapat digunakan untuk mengukurnya, tools tersebut adalah Manufacturing Readiness Level (MRL).
Pengukuran Kesiapan Manufaktur didesain dengan bercermin pada metode Technology Readiness Level (TRL). Manufacturing Readiness Level (MRL) dicipta dan dipromosikan oleh Departemen Pertahanan USA.
MRL bukan merupakan kriteria yang digunakan sebagai pengambilan keputusan apakah suatu program dijalankan atau tidak dijalankan, akan tetapi sebagai tools untuk mengetahui capaian MRL sehingga suatu Rencana Pematangan Manufaktur (Manufacturing Maturation Plan) dapat dikembangkan.
MRL didesain untuk mengelola resiko manufaktur dalam akuisisi dimana peningkatan kemampuan proyek pengembangan teknologi berada pada transisi teknologi baru pada penerapan sistem persenjataan. MRL pada hakekatnya merupakan suatu tools untuk mengukur kematangan dan resiko manufaktur. MRL adalah suatu kajian kesiapan manufaktur yang merupakan suatu evaluasi terstruktur terhadap suatu teknologi, komponen, proses manufaktur, system atau subsistem persenjataan. Oleh karena itu, MRL digunakan untuk:
· Mendefinisikan level kematangan manufaktur.
· Identifikasi kematangan setiap tahapan dan dikaitkan dengan biaya dan resiko.
· Memberikan dasar untuk pematangan manufaktur (manufacturing maturation) dan manajemen resiko (risk management).
Dalam siklus hidup akuisisi teknologi pertahanan (lihat Gambar 1) terbagi dalam 4 (empat) fase, yaitu fase analisis solusi material (material solution analysis), pengembangan teknologi (technology development), pengembangan rekayasa dan manufaktur (engineering and manufacturing development) dan produksi dan penyebaran (production and deployment). Berdasar level kesiapan manufaktur maka dapat dirinci sebagai berikut: fase 1 sebagai MRL 1 s/d MRL 4, fase 2 sebagai MRL 5 dan MRL 6, fase 3 sebagai MRL 7 dan MRL 8, serta fase 4 sebagai MRL 9 dan 10. Berdasar Gambar 1 tersebut diatas maka dalam ada 10 level kesiapan manufaktur.
Kesepuluh level kesiapan teknologi (MRL, Manufacturing Readiness Level) diatas dapat didefinisikan sebagai berikut (lihat Tabel 1):
Tabel 1.
Definisi, diskripsi dan fase 10 level MRL.
MRL |
Definisi |
Diskripsi |
Fase |
MRL 1 |
Teridentifikasi implikasi dasar manufaktur |
Level kesiapan manufaktur terendah. Fokus ditujukan manufacturing shortfalls (manufaktur jangka pendek) dan peluang dibutuhkan mencapai tujuan program. Riset dasar dimulai dalam bentuk kajian. |
Analisis awal solusi material |
MRL 2 |
Teridentifikasi konsep manufaktur |
Level ini dicirikan dengan deskripsi penerapan konsep manufaktur baru. Riset terapan menterjemahkan riset dasar menuju solusi untuk mendefiniskan kebutuhan militer secara luas. Level kesiapan ini mencakup identifikasi, paper kajian dan analisis dari pendekatan material dan proses. Muncul suatu pemahaman kelayakan dan resiko manufaktur. |
Analisis awal solusi material |
MRL 3 |
Bukti manufaktur dari konsep yang dikembangkan |
Level ini mulai validasi konsep manufaktur melalui analitik atau eksperimen laboratorium. Level kesiapan ini bercirikan teknologi dalam kategori pembiayaan riset terapan (applied research) dan pengembangan lanjut (advanced development). Material dan/atau proses telah dikarakteristik untuk manufaktuabilitas dan availabilitas tetapi evaluasi dan demonstrasi lebih lanjut dibutuhkan. Model eksperimen perangkat keras telah dikembangkan dalam sebuah lingkungan laboratorium yang memiliki fungsi terbatas. |
Analisis awal solusi material |
MRL 4 |
Kemampuan menghasilkan teknologi dalam suatu lingkungan laboratorium |
Dibutuhkan investasi, seperti pengembangan teknologi manufaktur yang diidentifikasi. Proses menjamin manufakturabilitas, produksibilitas dan kualitas pada tempatnya dan cukup menghasilkan demonstrator teknologi. Resiko manufaktur diidentifikasi untuk pembangunan prototype. Kajian produksibilitas dari konsep desain telah komplit. Parameter kinerja desain kunci teridentifikasi. Teridentifikasi kebutuhan khusus untuk perkakas, fasilitas, penanganan material dan keahlian. |
Analisis solusi material menuju pada suatu keputusan milestone A (lihat Gambar 1) |
MRL 5 |
Kemampuan mengembangkan komponen-komponen prototype dalam suatu lingkungan produksi yang relevan |
Strategi manufaktur disarikan dan dipadukan dengan rencana manajemen resiko. Identifikasi teknologi dan komponen yang kritikal/ memungkinkan telah komplit. Material, perkakas dan alat uji prototype, maupun keahlian personel telah ditunjukkan pada komponen-komponen dalam suatu lingkungan produksi yang relevan, tetapi beberapa proses dan prosedur manufaktur tetap dalam pengembangan. Usaha pengembangan teknologi manufaktur diinisiasi atau berkelanjutan. Kajian produksibilitas dari teknologi dan komponen kunci terus-menerus dilakukan. Model pembiayaan berdasarkan atas rincian peta aliran nilai yang bertemu ujungnya.
|
Fase pengembangan teknologi |
MRL 6 |
Kemampuan menghasilkan suatu system atau sub system prototype dalam suatu lingkungan produksi yang relevan |
Dikembangkan pendekatan manufaktur awal. Mayoritas proses manufaktur telah didefinisikan dan dikarakterisasi, tetapi ada perubahan signifikan terhadap rekayasa/desain. Desain awal dari komponen-komponen kritikal telah selesai. Kajian produksibilitas terhadap teknologi kunci telah selesai. Material, perkakas dan alat uji prototype, maupun keahlian personel telah ditunjukkan sub system/system dalam suatu lingkungan produksi yang relevan. Analisis rincian biaya mencakup desain perdagangan. Target biaya dialokasikan. Pertimbangan produksibilitas membentuk rencana pengembangan system. Arahan jangka panjang dan unsur-unsur rantai pasok kunci telah teridentifikasi. Kajian kemampuan industry untuk milestone B komplit. |
Fase pengembangan teknologi menuju pada keputusan milestone B |
MRL 7 |
Kemampuan menghasilkan system, sub system atau komponen-komponen dalam suatu lingkungan produksi yang mewakili |
Desain rinci sedang berlangsung. Spesifikasi material disetujui. Material yang tersedia memenuhi jadwal pembangunan lini pilot yang direncanakan. Proses dan prosedur manufaktur ditunjukkan dalam suatu lingkungan produksi yang representatif. Kajian produksibilitas niaga dan asesmen resiko rinci sedang berlangsung. Model biaya diperbaharui dengan desain rinci, dijalankan menuju level system dan dijejakkan terhadap target. Usaha mereduksi satuan biaya sedang berlangsung. Jaminan Mutu (Quality Assurance) rantai pasok dan pemasok dilakukan asesmen. Diinisiasi desain dan pengembangan perkakas produksi dan alat uji. |
Pengembangan kerekayasaan dan manufaktur menuju pada persiapan produksi laju rendah |
MRL 8 |
Ditunjukkan kemampuan pilot line. Siap memulai produksi pada laju rendah |
Desain system rinci secara esensi selesai dan cukup stabil memasuki produksi laju rendah. Seluruh material tersedia memenuhi jadwal produksi laju rendah yang direncanakan. Proses dan prosedur manufaktur dan mutu terbukti dalam suatu lingkungan lini pilot, dibawah control dan siap untuk produksi laju rendah. Produksibilitas diketahui, sikap yang beresiko bukan merupakan resiko yang signifikan untuk produksi laju rendah. Model biaya perekayasaan dijalankan dengan desain rinci dan validasi. Rantai pasok ditegakkan dan stabil. Asesmen kemampuan industrial untuk milestone C terselesaikan. |
Pengembangan kerekayasaan dan manufaktur menuju suatu keputusan milestone C |
MRL 9 |
Diperlihatkan laju produksi rendah. Kemampuan memulai produksi dengan laju penuh |
Gambaran desain system sebagaian besar stabil dan terbukti dalam uji dan evaluasi. Material tersedia memenuhi jadwal produksi pada laju yang direncanakan. Proses dan prosedur manufaktur dibangun dan dikontrol dengan three-sigma atau level mutu yang tepat lainnya memenuhi toleransi karakteristik kunci desain dalam suatu lingkungan produksi laju rendah. Monitoring resiko produksi sedang berlangsung. Sasaran biaya produksi laju rendah terpenuhi, kurva pembelajaran divalidasi. Model biaya actual dikembangkan untuk lingkungan produksi laju penuh, dengan dampak perbaikan berkelanjutan. |
Produksi dan penyebaran menuju suatu keputusan produksi dengan laju penuh |
MRL 10 |
Diperlihatkan produksi dengan laju penuh dan pelaksanaan produksi ramping (lean production) |
Level ini yang tertinggi dari kesiapan produksi. Perubahan rekayasa/desain sedikit dan umumnya membatasi perbaikan mutu dan biaya. Sistem, komponen atau item-item dalam laju produksi dan memenuhi seluruh kebutuhan rekayasa, kinerja, mutu dan realibilitas. Semua material, proses dan prosedur manufaktur, inspeksi dan alat uji dalam produksi dan terkontrol pada six-sigma atau beberapa level mutu yang tepat lainnya. Satuan laju produksi penuh memenuhi sasaran, cukup membiayai untuk produksi pada laju yang dibutuhkan. Praktek ramping berkedudukan kuat dan proses perbaikan berkelanjutan tanpa berhenti. |
Produksi dengan laju penuh/ berlanjut |
Alat ukur berbasis excel:
Video Manufacturing Readiness level (MRL) Tutorial:
sumber: https://www.youtube.com/watch?v=IgCY0cNd1rU
Referensi:
Alat ukur MRL berbasis excel: https://docs.google.com/spreadsheets/d/1WtZ2eGKW6sPgl-yNCVyZsg22Mry4YbCQ/edit?usp=sharing&ouid=112813059150344212731&rtpof=true&sd=true
Materi paparan tentang Konsep MRL: https://drive.google.com/file/d/1z8OU9DRp9nzIPll5ZRFCL83e3ULtOtRh/view?usp=sharing
|
|
+62 812-9614-6386 +62 818-0913-4457 |
|
||
|
|
CV Penulis: https://drive.google.com/file/d/1LwXWQDGS8xVbAtKpV3_XOrELy3KAWS99/view?usp=sharing
Google Sholar Penulis
Link: https://scholar.google.com/citations?hl=id&view_op=list_works&gmla=AJsN-F6F3vEvezSjLOHk002jLjmGv6v_l42xK6WWNnVjYGiX98SWMB5eTGXY7EBmjzYMxqmPIIAHtZl0lil5k6tpaMdFgqJRmExXDdaEIJXKvSc6vp8OMJs&user=sSHR7sMAAAAJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar